Butuh waktu 4 tahun buat saya menyadari
betapa banyaknya tempat-tempat menarik di Solo Raya (termasuk Solo, Wonogiri,
Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Boyolali dll.). Maklum saja saya bukanlah orang
asli Solo. Hidup keluarga kami begitu nomaden, sejak kecil saya sudah diajak
pindah dari satu kota ke kota lain, sebut saja Nganjuk, Bojonegoro, Bali,
Palembang, dan yang terakhir ya Solo ini. Hal pertama yang bikin saya jatuh
cinta dengan kota ini adalah kulinernya, ya ampuuun... makanan disini enak-enak
banget dan murah banget ! dan bisa ditemukan di setiap sudut kota. Tapi kali
ini saya bukan mau cerita tentang makanannya, saya ingin menceritakan sebuah
tempat yang pemandangannya aduhai sekali.
Nama tempat ini adalah Tawangmangu, ya
ini sih bisa dibilang puncaknya Solo, kayak puncaknya Jakarta gitu. Waktu itu saya
tidak sengaja melewatinya saat kami mau pulang kampung ke Nganjuk, Jawa Timur.
Kami sekeluarga sepakat untuk tidak lewat jalur bawah melewati Seragen dan
Ngawi, karena saat liburan lebaran pasti jalanan macet parah. Saat sampai di
daerah Palur saja jalanan sudah terlihat macet, akhirnya kami memutar arah ke
jalur Karanganyar yang melewati Tawangmangu, Jawa Tengah, dan berakhir di
Magetan, Jawa Timur, baru deh dilanjutkan perjalanan ke Nganjuk.
Tawangmangu termasuk dalam kabupaten
Karanganyar, letaknya di bagian timur Solo. Jaraknya paling lama cuma satu jam
dari kota Solo, bisa ditempuh dengan motor, mobil, ataupun naik bis. Bis yang
mengangkut penumpang dari Solo ke Tawangmangu
biasanya bis non AC, seperti Rukun Sayur dan Langsung Jaya, kita harus
bayar Rp 10.000 per orang. Meskipun non AC, kita tidak perlu khawatir, karena
setelah meninggalkan kota, bis akan perlahan-lahan melewati jalan yang menanjak
dan udara pun akan mulai sejuk. Kebetulan waktu itu saya dan keluarga menempuh
perjalanan dengan mobil sehingga bisa seenak udel berhenti di sepanjang jalan yang
menawarkan pesona kecantikan alam yang indah permai.
Gerbang yang
menunjukan Anda sudah sampai di Tawangmangu
Nah ini dia tips buat para traveller
yang mau menuju Jawa Timur dari Jawa Tengah. Kalau sudah sampai Solo, para
traveller bisa memilih dua jalur yang sama-sama menuju Jawa Timur seperti ke
Surabaya misalnya. Jalur bawah yaitu melewati Seragen, Ngawi, Saradan dan
lanjut terus sampai kota tujuan, atau lewat jalur atas yaitu melewati Karanganyar
Tawangmangu, Magetan, Madiun, dan lanjut terus sampai kota tujuan. Dua-duanya
punya keuntungan masing-masing, lewat jalur bawah jalannya lebih datar, lurus
nggak naik turun, sehingga cocok buat travellers yang nggak tahan mabuk darat,
selain itu para travellers juga lebih sering melewati kota-kota kecil sehingga
mudah mencari tempat makan dan SPBU, tapi biasanya kalau sedang musim liburan
jalanan sering macet di banyak titik seperti di alas caruban dan Ngawi.
Sedangkan kalau lewat jalur atas,
jalannya naik turun dan bikin pusing, tapi nggak separah jalur garut sih, tapi
cukup bikin puyeng travellers yang nggak tahan dengan jalan yang muter-muter
gitu, tebing-tebingya tinggi dan rawan longsor kalau musim hujan. Tapi, kita
jadi terhindar dari macet dan pemandangannya luarr biasaa dengan yang udara
sejuk, banyak juga tempat wisata yang bisa dikunjungi di sepanjang jalan
seperti air terjun Grojogan sewu (Tawangmangu) atau danau Sarangan (Magetan).
Oh iya, jangan harap travellers bisa dengan mudah menemukan SPBU di atas
gunung, kalian baru bisa menemukannya setelah tiba di kota Magetan, tapi tenang
saja di daerah Palur (sebelum naik ke Tawangmangu) kita masih bisa menemukan
SPBU untuk mengisi bahan bakar atau pergi ke toilet.
Pemandangan
ajaib yang tidak akan saya temukan jika lewat jalur bawah
Ternyata keputusan kami untuk melewati
jalur ini benar, tidak ada kemacetan atau jalan yang berlubang plus
pemandangan yang menyegarkan mata. Semakin naik ke atas, setelah melewati kota
Tawangmangu yang kecil, pemandangan semakin indah, sepanjang jalan kita akan di
manjakan dengan aliran sungai jernih yang meliuk-liuk di lembah, hutan-hutan
pinus dan cemara yang menjulang, ditambah lagi persawahan warga yang membentang
membentuk tersatering, pokoknya cantik benget deh. Rasanya sangat berbeda dari pemandangan
di Kota yang hanya ada gedung-gedung dan rumah yang rapat. Dalam perjalanan ini
saya seperti melewati pintu ajaib yang menghubungkan dua daerah yang sama
sekali berbeda, bagaikan menuju daerah tak terjamah yang out of nowhere.
Puncaknya adalah ketika kita sudah sampai di daerah yang disebut Cemoro sewu.
Disebut Cemoro Sewu karena disana banyak terdapat pohon cemara yang tak
terhitung jumlahnya. Cemoro sewu terletak di perbatasan antara Jawa tengah dan
Jawa Timur, ini adalah tempat tertinggi yang bisa dicapai kendaraan, juga
merupakan starting point bagi para pendaki yang ingin menaklukan gunung
Lawu.
Di Cemoro Sewu para traveller bisa
sejenak beristirahat di warung-warung pinggir jalan yang menyediakan
bermacam-macam snack seperti jagung bakar, mie, bakso, cilok, dan
minuman hangat yang pas dinikmati di udara dingin. Pemandangannya bener-bener
ajaib, saya aja sampai jatuh cinta dan speechless, bayangkan gunung yang
sebegitu besarnya berdiri tepat di depan hidung saya, rasanya sangat dekat
sekali.
![]() |
![]() |
| Rasanya gunung berada tepat di depan hidung saya |
Asli ini tidak kalah seperti yang ada di
luar negeri. Melewati perbatasan Jawa Tengah, saya makin terkagum-kagum dengan
tebing-tebing tinggi berwarna krem yang mengapit jalanan, kadang terlihat juga
jurang-jurang dalam menganga lebar yang membantasi jalan dan lembah dibawah
sana, hutan-hutan pinus juga bertebaran menambah nuansa yang harmonis, persis
seperti hutan yang sering dipakai lokasi shooting film Hollywood macam
Twilight atau Harry Potter gitu deh. Pernah juga saya lewat sana ketika hari
sudah mulai senja, wuiiihh.... pemandangannya romantis buanget, kabut mulai
turun seolah-olah sengaja membuat suasana menjadi dramatis, seakan ada sesuatu
yang akan keluar dari kabut itu seperti segerombolan peri hutan yang
menari-nari tanpa mengetahui kehadiran manusia di senja hari, langit berwarna
oranye dan jalanan mulai sepi, dunia serasa hanya ada saya dan keluarga saya
saja. Diam-diam saya pingin punya pacar untuk menemani saya menikmati
pemandangan ini, hehehe...
Jalannya sepi makanya nggak bakal
kena macet
Begitu masuk daerah Magetan, jalanan
mulai menurun, eits... keajaibannya belum juga selesai, sepanjang jalan kita
akan dimanjakan pemandangan yang tak kalah cantik. Hamparan rumah penduduk yang
melingkari danau Sarangan terlihat kecil bak sedang dilindungi oleh gunung Lawu
yang megah. Persawahan yang hijau juga terbentang luas, saya jadi makin takjub
dengan kebesaran Allah, luar biasa...
Ini dia pemandangan indah danau
Sarangan dan rumah-rumah penduduknya
Sawah menghijau membentang,
gunung tinggi menjelang. Kira-kira makhluk apa yang bersembunyi disana ?
Coba deh, sesekali perhatikan
pemandangan sekitar Anda, lalu hidupkanlah imajinasi Anda dan rasakan sensasi
yang menggelitik pikiran Anda untuk terus memperhatikannya dan berharap bisa
mengunjunginya dan jalan-jalan disana. Sambil menikmati pemandangan itu,
imajinasi saya mulai melayang-layang. Kira-kira makhluk seperti apa yang
mengendap-endap dibalik hutan pinus yang lebat itu ? semacam kurcaci ? Laperchaun
yang bersembunyi di ujung pelangi ? atau peri-peri berbaju hijau yang terbuat
dari daun ? aahhhh..... imajinasi liar saya mulai On. Rasanya saya ingin
menjelajahi tempat itu, berharap menemukan makhluk kecil bercahaya yang
melayang-layang dengan sayap kecil yang imut. Pokoknya saya puas banget
menikmati pemandangan yang membentang dari mulai naik ‘gunung’ sampai turun
‘gunung’. Begitu memasuki kota Magetan, saya lagi-lagi merasa keluar dari pintu
ajaib, karena sumpah pemandangannya beda banget dari yang di atas. Tiba-tiba
saya dapet sms dari teman saya yang juga mau pulang ke daerah Jawa Timur, tapi
dia lewat jalur bawah, ternyata benar dugaan saya dia sedang terjebak macet di
daerah Ngawi, hahaha... padahal dia
berangkat duluan tadi, tapi kami malah sudah hampir sampai Saradan, artinya
kami jauh lebih cepat dari teman saya itu. Jadi nggak ada salahnya kan,
nyoba-nyoba jalan baru ? siapa tahu kita malah nemu pemandangan yang romantis
nan dramatis gitu plus terhindar dari macet yang membosankan, iya kan ? [*]
-Kurcaci Virens-







mau tanya dong, ada ga rute bis dari Solo ke Magetan? Klo Solo ke TW kan naik bis rukun sayur, tp klo TW ke Magetan naik apa ya?
ReplyDeleteSaya jga ga sengaja lewt situ, karena dituntun GPS..
ReplyDeletemantaaaaap banget..
Kebetulan saya Supir Travel..
Penumpang saya semua tepuk tangan dan berterima kasih telah disuguhi Pemandangan yang Emejiiiing... 😀
gak sengaja lewat situ... eh ternyata si supir marah karena jalannya sulit. google map pembawa derita
ReplyDeleteBln kmrn saya n tmn saya touring dr Jogja-bromo lewat situ jg. Malah kita nemu Telaga Madirda yg exotis bgt.
ReplyDeletePengen ngulang lg :)
Emang exotis bgt tawang mangu ...langsung jatuh cinta padahal klo malam dingin luar biasa ... tp kebayar sama moment indah yg ga bs keulang ...
ReplyDeleteJalur itu adalah jalur kenangan semasa kuliah dulu... Sangat eksotis. Tulisan ini membawa angan dan kenangan sy ke masa2 itu, benar momen indah yg gak bs terulang.. .
ReplyDelete